MUATAN DAN STRUKTUR
KURIKULUM
A.
STRUKTUR KURIKULUM SDN RAMPAL CELAKET 02
Struktur Kurikulum SDN Rampal Celaket 02 adalah sebagai berikut :
MUATAN
|
ALOKASI
WAKTU BELAJAR
PER MINGGU
|
||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
||
A
|
|||||||
1.
|
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2.
|
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
|
5
|
6
|
6
|
4
|
4
|
5
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
8
|
8
|
10
|
7
|
7
|
7
|
4.
|
Matematika
|
5
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
5.
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
-
|
-
|
-
|
3
|
3
|
3
|
6.
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
-
|
-
|
-
|
3
|
3
|
3
|
7
|
Seni Budaya dan Prakarya
(termasuk muatan lokal)*
|
4
|
4
|
4
|
6
|
6
|
6
|
8
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
Jumlah
|
30
|
32
|
34
|
36
|
36
|
38
|
|
B
|
|||||||
1.
|
Bahasa Inggris
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2.
|
Pramuka
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3.
|
Komputer
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
4.
|
Pengayaan & Remedial
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
5
|
Pengembangan diri
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Jumlah
|
9
|
9
|
9
|
10
|
10
|
10
|
|
Jumlah
Alokasi Waktu Per Minggu
|
39
|
41
|
43
|
48
|
48
|
48
|
Pembelajaran
terintegrasi PPK
|
B.
MUATAN LOKAL
1.
Ruang
lingkup
Keadaan
daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada
dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan
lingkungan sosial budaya.
Kebutuhan
daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah,
khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat
tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah
yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan untuk:
a) melestarikan
dan mengembangkan kebudayaan daerah;
b) meningkatkan
kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai dengan keadaan
perekonomian daerah;
c) meningkatkan
penguasaan Bahasa Daerah untuk keperluan peserta didik dan untuk mendukung
pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata; dan
d) meningkatkan
kemampuan berwira usaha.
2.
Lingkup isi/jenis muatan lokal.
Lingkup
isi/jenis muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian
daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan
tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap
perlu untuk pengembangan potensi daerah yang bersangkutan.
3.
Prinsip Pengembangan
Pengembangan muatan lokal untuk SDN Rampal
Celaket 02 perlu memperhatikan beberapa prinsip pengembangan sebagai berikut.
a)
Utuh : Pengembangan
pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan pendidikan berbasis kompetensi,
kinerja, dan kecakapan hidup.
b)
Kontekstual : Pengembangan
pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya, potensi, dan masalah
daerah.
c)
Terpadu : Pendidikan
muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan pendidikan, termasuk terpadu
dengan dunia usaha dan industri.
d)
Apresiatif ; Hasil-hasil
pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukkan, lomba-lomba,
pemberian penghargaan) di level satuan pendidikan dan daerah.
e)
Fleksibel : Jenis
muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya
bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.
f)
Pendidikan
Sepanjang Hayat : Pendidikan muatan lokal tidak hanya berorientasi pada hasil
belajar, tetapi juga mengupayakan peserta didik untuk belajar secara terus-
menerus.
g)
Manfaat : Pendidikan
muatan lokal berorientasi pada upaya melestarikan dan mengembangkan budaya
lokal dalam menghadapi tantangan global.
4.
Tujuan
Tujuan mata pelajaran muatan lokal Bahasa Jawa adalah :
a) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi peserta didik dengan
menggunakan bahasa Jawa dengan baik dan benar.
b) Meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan beradat dan berbudaya Jawa serta meningkatkan kepekaan
dan penghayatan peserta didik terhadap karya sastra Jawa
c) Memupuk tanggung jawab peserta didik untuk
melestarikan hasil kreasi budaya Jawa sebagai salah satu unsur kebudayaan
nasional.
MUATAN
LOKAL
|
ALOKASI
WAKTU BELAJAR
PER MINGGU
|
|||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
|
BAHASA
JAWA
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
C.
PENGEMBANGAN DIRI
Kegiatan Pengembangan diri berupa Ekstrakurikuler
antara lain:
NO
|
NAMA KEGIATAN
|
ALASAN DAN TUJUAN
|
1
|
Bahasa Inggris
(Wajib)
|
1. Menyediakan sebuah wadah pembelajaran Bahasa Inggris
yang lebih menyenangkan bagi siwa dalam menggunakan dan mempraktekan Bahasa
Inggris.
2. Membangun semangat siswa untuk terus belajar dan mengembangkan
keterampilan komunikasi siswa dalam Bahasa Inggris.
3. Untuk memperbanyak / menambah vocabulary
siswa-siswi, mampu berkomunikasi Bahasa Inggris secara aktif .
|
2
|
Pramuka (Wajib)
|
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik
anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;
1.
Anggotanya
menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental,
moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
2.
Anggotanya
menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
3.
Anggotanya
menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
4.
Anggotanya
menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila,
setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi
angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu
menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan
Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur
dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
|
3
|
Komputer (Wajib)
|
1. Mengokohkan
eksistensi ekskul sebagai wadah pembentukan dan pengembangan bakat dan
potensi siswa di luar akademik.
2. Menjadikan
Ekskul disamping sebagai wadah bagi perintisan prestasi siswa khususnya, juga
sebagai wadah pengembangan kepribadian seperti kepercayaan diri.
3. Memberikan
keterampilan pada siswa yang mempunyai kelebihan minat dan bakat dalam bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
4. Mengarahkan
siswa dalam penggunaan alat teknologi informasi dan komunikasi
5. Memberikan
kegiatan fositif dan mengarahkan siswa dalam pemanpaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
|
4
|
Catur
|
Catur
sudah menjadi kurikulum wajib di berbagai negara Eropa dan Rusia, oleh karena
itu dari kecil diajarkan teknik bermain catur untuk melatih cara berpikir
secara terus menerus hingga menemukan sesuatu yang baru.
Dengan
manfaat-manfaat yang didapat, tak ada alasan bagi kita untuk tidak memainkan
olahraga otak yang satu ini. Dunia catur Indonesia di masa yang akan datang
dapat terus berkembang dan melahirkan pemain-pemain berkualitas yang dapat
berbicara dikompetisi tingkat dunia.
|
5
|
Tari
|
Menari membantu
anak untuk mengenal gerak menjadi ekspresi kreatif yang memiliki arti dan
makna. Selain itu, kegiatan menari juga melatih keterampilan kinestetik dan
komunikasi melalui gerakan dasar tarian dan koreografi. Bagi anak usia dini,
koordinasi motorik, daya ingat, dan pemahaman irama, bisa dilatih melalui
gerakan-gerakan tari. Ekskul ini membantu anak mengembangkan disiplin dan
fokus. Tarian juga menambah wawasan anak terhadap kekayaan budaya dalam
negeri dan mancanegara.
|
6
|
Hadrah
|
Seni hadrah
(rudat) merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan umat Islam.
Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid Nabi di
kalangan umat islam. Kesenian ini menggunakan syair berbahasa Arab yang
bersumber dari kitab Al-Barzanji, sebuah kitab sastra yang terkenal di
kalangan umat islam yang menceritakan sifat-sifat Nabi dan keteladanan
akhlaknya.
|
7
|
Baca Tulis Al
Qur an
|
Kegiatan
Ekstrakurikuler Baca Tullis Al Qur’an (BTQ) adalah sebuah kegiatan membaca Al
Qur’an dengan tartil, artinya jelas, racak dan teratur, sedang menurut
istilah ahli qiro`at ialah membaca Al Qur`an dengan pelan-pelan dan tenang,
beserta dengan memikirkan arti-arti Al Qur`an yang sedang dibaca, semua hukum
tajwid dan waqof terjaga dengan baik dan benar / terpelihara dengan sempurna
|
8
|
Tartil Tilawah
|
Kegiatan Pembinaan Tilawah
Al-Qur’an bagi siswa dan siswi dilaksanakan dengan tujuan :
1. Untuk membantu anak didik dalam proses pembelajaran terutama mata pelajaran agama yang banyak berkaitan dengan baca tulis maupun Tilawah Fashihah; 2. Untuk menanamkan kecintaan terhdap Al-Qura’an dan memperluas pengetahuan mereka tentang Al-Qur’an. |
9
|
Paduan Suara
|
mengembangkan
potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, orang tua dan
orang lain. Selain itu ekstrakurikuler paduan suara ini merupakan kegiatan
bernyanyi. Bernyanyi memiliki manfaat dalam praktek pembelajaran dan
pengembangan diri yang luas. Sebab dalam bernyanyi dapat membuat suasana hati
menjadi senang, menghilangkan kecemasan, mengungkapkan ekspresi, membantu
meningkatkan rasa percaya diri, membantu meningkatkan daya ingat,
mengembangkan rasa humor, mengontrol sifat egois yang tinggi dan lain
sebagainya. Kemudian tidak hanya itu deengan adanya kegiatan ekstrakurikuler
paduan suara siswa dapat
mengembangkan
kepribadian diri dan membangun rasa sosialisasi yang tinggi dengan orang
lain.
|
10
|
Kader lingkungan
|
Keberadaan
dan peran kader Lingkungan Hidup sangat membantu untuk meminimalkan tekanan
dan gangguan pada keseimbangan lingkungan hidup. Kader Lingkungan Hidup
dibentuk tidak hanya pada daerah- daerah sekitar kawasan konservasi saja
tetapi juga di sekitar/luar kawasan konservasi karena keberadaan kawasan
konservasi berpengaruh luas pada masyarakat./ manusia. • Fungsi kegiatan bina
cinta alam adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat
turut berperan serta dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya. Salah satu yang ditempuh adalah dengan Pembentukan Kader
Lingkungan Hidup
Kader Lingkungan merupakan unsur penting dalam pembinaan cinta
alam karena merupakan unsur pelopor dan penggerak dalam upaya konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya serta diharapkan berperan aktif
bersama pemerintah mewujudkan manusia yang sadar lingkungan • Kader lingkungan
adalah seseorang / sekelompok orang yang dididik atau ditetapkan oleh
instansi pemerintah / lembaga non pemerintah yang secara sukarela berperan
sebagai penerus upaya PPLH, bersedia serta mampu menyampaikan pesan-pesan
PPLH kepada masyarakat. • Pendidikan Kader PPLH bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran calon kader yang berasal dari lapisan masyarakat di
bidang PPLH
|
11
|
Kader tiwisada
|
Pembentukan kader Tiwisada adalah
untuk menyukseskan pembangunan nasional di bidang kesehatan, dimana prinsip
dari pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa masyarakat itu bukan objek akan
tetapi masyarakat adalah subjek dari suatu pembangunan nasional. Dalam hal
ini masyarakat berperan serta secara aktif dan juga mempunyai tanggung jawab
dalam menyukseskan pembangunan dalam bidang kesehatan. Disinilah peran kader
yang sangat penting untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat
Fungsi kader adalah
mampu melaksanakan sejumlah kegiatan yang ada di lingkungannya. Kegiatan yang
dilakukan sifatnya sederhana akan tetapi juga harus berguna untuk masyarakat
dan kelompok. Adapun berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader
kesehatan
|
12
|
Kader daur ulang
|
Perkembangan gaya hidup
membuat produk plastik semakin banyak digunakan. Meskipun limbah plastik
tidak bisa diurai dan sumber pencemaran bagi lingkungan, oleh Karena itu
langkah daur ulang plastik bisa mengurangi hal buruk yang ditimbulkan oleh
produk plastik. Setidaknya ada solusi bagi menumpuknya limbah plastik,
disamping mengurangi ketergantungan akan produk plastik.
Melalui
kader daur ulang siswa dilatih Beberapa kreasi kreatif dari sampah plastik
bisa menjadi produk yang lebih tinggi nilainya. Seperti kerajinan sampah
plastik menjadi tas atau frame foto yang bisa meningkatkan nilai sampah
plastik menjadi lebih tinggi. Ini tentunya semakin meningkatkan manfaat dari
daur ulang produk plastik bagi kehidupan
|
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Komponen
|
Alokasi waktu
|
Ekstrakuriler Wajib
|
|
1. Pramuka
|
2 *)
|
2.
Komputer / TIK
|
2 *)
|
Komponen
|
Alokasi waktu
|
Ekstrakuriler
tidak wajib
|
2 *)
|
1. Catur
|
2 *)
|
2.
Seni
Tari
|
2 *)
|
3.
Seni
Lukis
|
2 *)
|
4.
Terbang
Jidor / Hadrah
|
2 *)
|
5.
Seni
Musik / Band Kecil
|
2 *)
|
6.
Kader
Tiwisada
|
2 *)
|
7.
Kader
Lingkungan
|
2 *)
|
8.
Ketrampilan
Daur Ulang (3R)
|
2 *)
|
Komponen
|
Alokasi waktu
|
Pengembangan
Diri
|
2 *)
|
1.
Sholat Berjamaah
|
2 *)
|
2.
TPQ
|
2 *)
|
*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
D.
BEBAN BELAJAR
Beban belajar dinyatakan
dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban
belajar di SDN RAMPAL CELAKET 02 kelas I, II, dan III masing-masing 42, 44, 46
sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 53 jam setiap minggu
(termasuk mulok, pengembangan diri dan pengayaan remedial) dengan rincian 1 Jam
belajar adalah 35 menit.
Dengan adanya tambahan
jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki
keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi
siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih
panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik
perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses
pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik
peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan
apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
E.
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
No
|
Mata Pelajaran
|
Standar
Ketuntasan Belajar Minimal
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1.
|
Pendidikan Agama & Budi Pekerti
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
2.
|
Pendidikan Kewarganegaraan
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
4.
|
Matematika
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
5.
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
6.
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
7.
|
Seni Budaya dan Keteram-pilan
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
8.
|
Pendidikan Jasmani,
Olah-raga, dan Kesehatan
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
9.
|
Muatan Lokal Bahasa Jawa
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
10
|
PLH
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
Sekolah
Dasar Negeri Rampal Celaket 02 menggunakan prinsip mastery
learning (ketuntasan belajar), ada perlakuan khusus untuk peserta didik
yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus mengikuti kegiatan
remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mengikuti kegiatan pengayaan.
|
F.
KENAIKAN KELAS
DAN KELULUSAN
1.
Kenaikan kelas
a)
Nilai rapor
diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai tes tengah
semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-rata
setiap siswa dalam satu mata pelajaran
b)
Jumlah
matapelajaran yang belum tuntas tidak boleh lebih dari 3 (tiga) dari jumlah
matapelajaran yang diajarkan di kelas masing-masing.
c)
Memiliki
nilai minimal baik (B) dalam aspek kepribadian.
d)
Menyelesaikan
seluruh program pembelajaran selama 2 (dua) semester pada kelas yang diikuti.
e)
Jumlah
ketidakhadiran alpa maksimal dari 20 hari, ijin dan sakit maksimal 48 hari per
tahun.
f)
Memiliki
rapor dikelasnya masing-masing.
2.
Kelulusan
Kriteria
kelulusan mengacu kepada standar penilaian yang dikembangkan oleh badan standar
nasional dan mengacu pada PP 19/2005 pasal 72 ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah :
a)
Menyelesaikan
seluruh program pembelajaran
b)
Memperoleh
nilai mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga dan kesehatan.
c)
Lulus ujian
sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d)
Lulus Ujian
Nasional untuk matapelajaran yang diujikan, rata-rata minimal nilai dari tiap
mata pelajaran 6.50
3. Remedial Dan Pengayaan
a)
Program
Remedial (Perbaikan)
|
|||
§
|
Remedial wajib diikuti
oleh peserta didik yang belum mencapai KBM dalam setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.
|
||
§
|
Kegiatan remedial
dilaksanakan di dalam/di luar jam
pembelajaran.
|
||
§
|
Kegiatan remedial
meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
|
||
§
|
Penilaian dalam
program remedial dapat berupa tes maupun non tes.
|
||
§
|
Kesempatan mengikuti
kegiatan remedial.
|
||
b)
Program
Pengayaan
|
|||
§
|
Pengayaan akan diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai di atas KBM dalam setiap
kompetensi dasar.
|
||
§
|
Kegiatan pengayaan
dilaksanakan di dalam/di luar jam
pembelajaran.
|
||
§
|
Penilaian dalam
program pengayaan dapat berupa tes maupun non tes.
|
||
§
|
Nilai pengayaan yang
lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
|
||
G.
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
1.
Hakikat
Pendidikan Life skill
Kata
cakap memiliki beberapa arti. Pertama dapat diartikan sebagai pandai/ mahir,
sanggup/ mampu melakukan sesuatu, atau mempunyai kemampuan dan
kepandaian untuk mengerjakan sesuatu. Jadi kata kecakapan berarti suatu
kepandaian, kemahiran, kesanggupan atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk menyelesaikan sesuatu. Oleh karena itu kecakapan untuk hidup (life
skills) dapat didefinisikan sebagai suatu kepandaian, kemahiran,
kesanggupan atau kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk menempuh
perjalanan hidup atau untuk menjalani kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak
sampai dengan akhir hayatnya.
Menurut
Riyanto, “Kecakapan hidup (life skills) adalah suatu kepandaian,
kemahiran, kesanggupan, kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk menempuh
perjalanan hidup atau untuk menjalani kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak
sampai akhir hayatnya
Depdiknas
mendefinisikan bahwa life skill adalah kecakapan yang dimiliki
oleh seseorang agar berani dan mau menghadapi segala permasalahan kehidupan
dengan aktif dan proaktif sehingga dapat menyelesaikannya
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional membagi life skills menjadi
empat jenis, yaitu :
a) Kecakapan personal (personal
skills), yang meliputi kecakapan mengenal diri (self awwarness) dan
kecakapan berpikir rasional (rational skills). Kecakapan mengenal diri,
pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
anggota masyarakat dan warga negara., serta menyadari dan mensyukuri kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam
meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
lingkungannya’
b) Kecakapan sosial (social skills);
Kecakapan sosial atau kecakapan antar personal (interpesonal skills)
mencakup; kecakapan komunikasi dengan empati, dan kecakapan bekerja sama.
Empati sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, perlu ditekankan karena
yang dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan melainkan isi dan
sampainya pesan disertai dengan kesan baik yang akan menumbuhkan hubungan
harmonis.
c) Kecakapan akademik (academic
skills). Kecakapan akademik (academic skills) yang seringkali juga
disebut kemampuan berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan pengembangan dari
kecakapan berpikir rasional masih bersifat umum, kecakapan akademik sudah lebih
mengarah kepada kegiatan yang bersifat akademik/keilmuan.
d) Kecakapan vokasional (vocational
skills) seringkali disebut dengan “kecakapan kejuruan”, artinya
kecakapan yang dikaitkan, dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di
masyarakat. Di dalam kehidupan nyata, antara general life skills (GLS)
dan sfecifik skills (SLS) yaitu antara kecakapan mengenal
diri, kecakapan berpkir rasional, kecakapan sosial, dan kecakapan akademik
serta kecakapan vokasional tidak berfungsi secara terpisah, atau tdak
terpisah secara ekslusif
2. Pendidikan Life Skill Di SDN Rampal Celaket 02
Pedoman penyelenggaraan kecakapan
hidup terinci terdiri dari
a) Learning to know (belajar untuk mengetahui)
b) Learning to do (belajar melakukan sesuatu)
c) Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)
d) Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
Dengan berbekal kompetensi yang
dimiliki sekolah bebepara yang telah dicapai dari program yang diunggulkan
antarai lain :
a) Sekolah Dasar Bersih Sehat (SDBS) Sekolah membentuk kader – kader
lingkungan sebagai sarana
pengenalan, pembelajaran dan penerapan
cinta lingkungan yang
dimulai sejak dini antara lain :
1) Kader Jumantik
2) Kader Komposting
3) Kader Daur Ulang
4) Kader Dokcil
5) Kader Tiwisada / UKS
6) Kader Toga
7) Kader Greenhouse
8) Kader Biopori
9) Kader
Taman dan Lingkungan Sekolah
10) Kader Kantin
11) Kader Kamar Mandi
12) Program
K3 (ketertiban, kebersihan, keindahan) Sasaran program K3 ini yaitu mencakup
semua aspek lingkungan sekolah, untuk itu kegiatan yang dilakukan berupa
pengelolaan sampah dan penataanya sehingga terciptanya suatu lingkungan sekolah
yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kehidupan yaitu lingkungan yang tertib,
aman, lancar, sehat, bersih, dan indah.
13) Program 6 M (Mengurangi, Menggunakan,
Mengganti, Memisahkan, Mendaur Ulang,
Mengomposkan).
Dari program-program di atas Pencapaian menjadi
sekolah adiwiyata Sudah berhasil maju ke tingkat provinsi pada tahun 2014
1) Meningkatkan Mutu Akademik.
Melalui “AJIB” (Anak Jujur Inovatif Berprestasi) Output
pada tahun pelajajaran 2018-2019 sudah lebih dari 3 anak yang mendapatkan nilai
10.00
2) Produk unggulan.
Bekerja sama dengan wali siswa sehingga siswa mampu
membuat minuman sehat seperti Jaregar (jahe, serai segar), kunyit asam dan
beras kencur. Minuman ini biasa disajikan pada pada tamu ketika ada event-event
sekolah, dan juga di pamerkan untuk di jual.
3) Catur
Prestasi
yang di capai dalam cabor catur sudah 3 anak mencapai ke tingkat provinsi dan 1
anak pernah menjadi juara nasional pada tahun 2013.
H.
BERBASIS
PPK
Pendidikan karakter sudah
pernah diluncurkan sebagai gerakan Nasional pada 2010. Namun,
gema gerakan pendidikan karakter
ini belum cukup kuat. Karena itu, pendidikan karakter perlu digaungkan dan diperkuat kembali menjadi
gerakan nasional
pendidikan karakter bangsa melalui program nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Lembaga pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa
karena memiliki struktur, sistem dan perangkat yang
tersebar di seluruh Indonesia dari
daerah sampai pusat. Pembentukan
karakter bangsa
ini ingin dilaksanakan secara masif dan sistematis melalui
program Penguatan
Pendidikan Karakter
(PPK) yang terintegrasi dalam keseluruhan sistem pendidikan, budaya sekolah dan dalam kerja sama dengan komunitas.
Program PPK diharapkan dapat
menumbuhkan semangat belajar dan membuat peserta didik senang di sekolah sebagai
rumah
yang ramah untuk bertumbuh dan berkembang.
Tujuan program PPK adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan
karakter bangsa
secara masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi
Mental
(religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas) yang akan menjadi
fokus pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter bangsa sungguh dapat
mengubah perilaku,
cara berpikir dan cara bertindak
seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas
Pada akhirnya Kurikulum
Sekolah Dasar Negeri Rampal Celaket 02 tahun pelajaran 2017/2018 ini akan menjadi dokumen, yang akan
menjadi kenyataan apabila dilaksanakan oleh Sekolah Dasar Negeri Rampal Celaket
02 dalam proses pembelajaran dengan baik. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas,
hendaknya berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan sehingga mampu
membangkitkan motivasi, aktivitas dan kreativitas peserta didik. Dalam
hal ini para guru yang akan melaksanakan dalam proses pembelajaran, hendaknya
mampu menciptakan pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi peserta didik. Atas
dasar kenyataan ini, maka pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Rampal Celaket
02 bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas
peserta didik, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan.
Dengan spirit seperti ini, kurikulum 2013 ini akan menjadi pedoman yang dinamis
bagi penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Rampal
Celaket 02 Kecamatan Klojen Kota Malang.
I.
BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN GLOBAL
Pendidikan
berbasis keunggulan lokal terwujud dalam Perilaku ramah lingkungan yang ingin
kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari nampaknya merupakan pekerjaan berat
yang sangat perlu kita pupuk dan tumbuh kembangkan kepada seluruh warga
sekolah. Salah satu sarana tempat penanaman nilai-nilai perilaku ramah
lingkungan yang paling strategis yaitu Sekolah. Akan tetapi sekolah ternyata juga
mengalami banyak
permasalahan dalam menciptakan
lingkungan sekolah yang
betul – betul ramah
lingkungan. Oleh karena itu, maka
SDN Rampal Celaket 02, akan terus
berbenah diri mengembangkan berbagai kegiatan yang dapat mendorong lahirnya
kesadaran terhadap lingkungan bagi seluruh warga sekolah dan warga masyarakat
sekitar khususnya, serta warga Indonesia umumya. Kami ingin menjadi pelopor, motivator sekaligus suri
tauladan dalam menjaga, memelihara dan
melestarikan lingkungan, khususnya lingkungan sekitar sekolah.
Dalam
rangka Melaksanakan program tersebut sekolah melaksanakan kerjasama yang
berupa, koordinasi, kegiatan kemitraan dan bentuk partisipasi lain dengan
masyarakat dan instansi terkait. Dengan program yang terkoordinir, dan
berkelanjutan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yaitu warga sekolah dan kualitas pendidikan yang berwawasan lingkungan.
Serta dengan terwujudnya lingkungan yang hijau, asri, bersih dan sehat
diharapkan menciptakan suasana nyaman untuk kegiatan belajar mengajar,
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
1. Merintis Sekolah Adiwiyata mandiri mengembangkan kompetensi
sekolah.
2. Meningkatkan Mutu Akademik Melalui “AJIB” (Anak Jujur
Inovatif Berprestasi)
3. Pembentukkan
kader – kader lingkungan sebagai
sarana pengenalan, pembelajaran dan penerapan
cinta lingkungan yang
dimulai sejak dini antara lain :
a)
Kader Jumantik
b)
Kader Komposting
c)
Kader Daur Ulang
d)
Kader Dokcil
e)
Kader Tiwisada / UKS
f)
Kader Toga
g)
Kader Greenhouse
h)
Kader Biopori
i)
Kader
Taman dan Lingkungan Sekolah
j)
Kader Perpustakaan
k)
PKS
l)
Kader Kantin
m)
Kader Kamar
mandi
4.
Program
K3 ( ketertiban, kebersihan, keindahan )
Sasaran program K3 ini
yaitu mencakup semua aspek lingkungan sekolah, untuk itu kegiatan yang
dilakukan berupa pengelolaan sampah dan penataanya sehingga terciptanya suatu
lingkungan sekolah yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kehidupan yaitu
lingkungan yang tertib, aman, lancar, sehat, bersih, dan indah.
5.
Program
6 M
a)
Mengurangi
b)
Menggunakan
c)
Mengganti
d)
Memisahkan
e)
Mendaurulang
f)
Mengomposkan
6.
Program
Siswa Menabung Sampah, bekerjasama dengan
BSM (Bank Sampah
Malang).
Program
ini merupakan kegiatan
siswa mengumpulkan sampah
anorganik yang bisa
diolah misalnya botol minuman, kertas,
dll untuk ditabung.
Teknisnya adalah sampah
siswa yang telah
dipilah ditimbang dan
diketahui jumlah nominalnya
kemudian hasil yang
didapat akan langsung
dicatat pada buku
tabungan siswa bukan
diberikan dalam bentuk
uang tunai. Tabungan
ini bisa diambil
sewaktu – waktu sesuai
kebutuhan siswa melalui Bank BSM.
7. Produk unggulan sekolah
a) Jaregar ( jahe serai segar )
Jahe adalah tanaman
yang mudah ditanam maupun diperoleh di pasar. Harganya murah namun memiliki
banyak khasiat antara lain meyembuhkan batuk, radang telinga, bengkak, anti
muntah, dll.
Dengan banyaknya
fungsi dan kegunaan tanaman jahe, SDN Rampal Celaket 02 punya ide kreatif untuk
mengolah tanaman jahe sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan.
b)
ekstrak
serai obat nyamuk
Bahan kimia berbahaya dapat masuk ke dalam tubuh
melalui termakan atau terminum bersama makanan atau minuman yang tercemar,
dihirup dalam bentuk gas dan uap, termasuk yang langsung menuju paru-paru lalu
masuk ke dalam aliran darah. Di SDN Rampal Celaket 02 Malang mengembangkan
salah satu produk yang ramah lingkungan.